News & Research

Reader

Gerak IHSG Masih Dipengaruhi Tekanan dari Amerika dan Timur Tengah
Monday, April 29, 2024       05:13 WIB

Ipotnews - Pada perdagangan pekan ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) diprediksi masih mengalami tekanan faktor eksternal dari Amerika Serikat dan Timur Tengah.
Praktisi pasar modal dan dosen Magister Ekonomi Universitas Atma Jaya dan Universitas Trisakti, Hans Kwee, mengatakan bursa Wall Street menguat karena laporan keuangan perusahaan megacaps. "Data ekonomi Amerika masih cukup variatif tetapi terlihat pertumbuhan sedikit melambat, pasar tenaga kerja masih kuat dan inflasi tetapi di atas target Federal Reserve," kata Hans, Minggu (28/4).
Potensi the Fed menahan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama (high for longer) membuat dolar AS lebih kuat dan membebani pergerakan pasar saham emerging market termasuk Indonesia. Konflik Timur Tengah tetap jadi salah satu perhatian pelaku pasar, mengingat tensi yang meningkat dan potensi melebar ke negara tetangga.
"Setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, tekanan terhadap rupiah belum berkurang. Faktor global lebih berperan pada pelemahan rupiah," ujar Hans.
Pekan ini, pelaku pasar menantikan data inflasi Jerman dan Eropa. Tetapi fokus tertuju pada data tenaga kerja Amerika yang diperkirakan mengalami penurunan serta suku bunga the Fed yang diprediksi tetap dipertahankan. Data inflasi Indonesia juga akan menjadi perhatian pelaku pasar domestik, yang diperkirakan kembali mengingkat.
"Level support IHSG akan berada di rentang 7.000-6.760, sedangkan resistance-nya di 7.190-7.298," ujar Hans.
Mengutip data aplikasi IPOT , dalam seminggu terakhir, IHSG bergerak melemah dari 7.166 menjadi 7.036, turun 130 poin atau 1,8%. (Adhitya/ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM